Museum Purba Sangiran : Pesona, Lokasi dan Harga Tiket 5 Klaster

Museum Sangiran

Berbicara tentang Manusia Purba, sudah pasti kita tahunya Sangiran. Sangiran ini merupakan sebuah situs penggalian fosil manusia purba yang sangat penting, bahkan dianggap sebagai salah satu situs penggalian manusia purba terbesar dan terlengkap di dunia. Situs Sangiran berada di dua wilayah Kabupaten yaitu Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Lokasinya hanya sekitar 40-50 menit dari Kota Solo, atau 2 jam dari Kota Semarang ataupun Kota Jogja. Sangiran juga sudah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1996 dengan nama “Sangiran Early Man Site” dan infonya Sangiran sudah menyumbang 50% dari temuan fosil Homo Erectus di seluruh dunia.

Demi menunjang kelengkapan informasi dan pendidikan, Museum Sangiran memiliki 5 klaster museum purba dengan ciri khas masing-masing. Berikut informasi lebih lanjut tiap klasternya,

1. Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Klikiran

Museum ini merupakan pusat informasi secara keseluruhan di kawasan Sangiran dan biasa disebut sebagai “The Homeland of Java Man”. Museum ini diresmikan pada 15 Desember 2011 dan memamerkan kekayaan berbagai artefak serta fosil. Diorama disini juga lebih banyak dibanding tiga klaster lainnya. Karena memang pusat informasi dari semua klaster museum, maka Klaster Klikiran menjadi salah satu tujuan wisata pendidikan bagi pelajar maupun wisatawan yang berkunjung. Klaster ini juga lebih banyak pengunjung dibanding empat klaster lainnya.

Untuk yang suka berfoto-foto maka klaster ini bisa menjadi rekomendasi selain belajar mengenai manusia purba dan benda-benda pra sejarah. Disini terdapat gerbang atau gapura yang cukup ikonik, jembatan yang unik serta berbagai patung manusia purba yang cukup besar yang hanya kita temukan di Klaster Klikiran.

Berbeda dengan klaster lainnya, di Klaster Klikiran pengunjung dilarang membawa kendaraan pribadi sampai lokasi museum. Kita diwajibkan parkir di tempat parkir yang sudah disediakan kemudian naik kendaraan yang disebut sebagai Armada Sangiran atau mobil pick up yang sudah dimodifikasi dan diberi penutup dan terdapat kursi. Setiap orang diwajibkan membayar 3.000 rupiah untuk sekali perjalanan ke Klaster Klikiran. Dan untuk pulangnya, kita diwajibkan naik ojek yang sudah disediakan warga dengan membayar 3.000 rupiah.

Tiket armada ini belum termasuk dengan harga tiket masuk museum yaitu sebesar 15.000 rupiah. Lokasi Klaster Klikiran berada di Jl. Sangiran Krikilan, Kec. Kalijambe, Kabupaten Sragen. Museum ini tutup setiap hari senin dan buka dari pukul 08.00 pagi hingga 16.00 sore.

2. Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu

Museum ini baru diresmikan pada tanggal 19 Oktober tahun 2014 dan memiliki tema “Evolusi Manusia, Lingkungan, dan Budaya di sekitar 1,2 sampai 0,6 juta tahun yang lalu”. Museum ini dirancang sebagai contoh nyata lapisan tanah dari 4 zaman dan memiliki tema evolusi manusia, lingkungan dan budaya. Bisa dibilang ini salah satu museum favorit di Sangiran dibanding empat klaster lainnya. Kita akan bisa melihat dengan jelas setiap lapisan tanah yang dibuat dalam anjungan berbeda dalam satu taman yang luas dan tertata dengan indah. Disini terdapat tiga anjungan yaitu, Anjungan Notopuro, Anjungan Kabuh, dan Anjungan Grenzbank yang mewakili setiap lapisan tanah.

Selain itu, ada ruang diorama yang menampilkan kegiatan manusia purba waktu itu, serta ada pula ruang display atau ruang pamer. Di ruang display ini kita bisa menemukan berbagai artefak tertua berupa alat serpih yang diperkirakan berusia 1,2 juta tahun lalu.

Harga tiket masuk museum ini cukup murah yaitu hanya 5.000 rupiah. Sesuai namanya, Museum Purba Sangiran Klaster Dayu lokasinya ada di Dayu, Kec. Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah 57188. Ini juga satu-satunya dari lima klaster yang berada di luar Kabupaten Sragen. Museum ini tutup setiap hari senin dan buka dari pukul 08.00 pagi hingga 16.00 sore.

3. Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Ngebung

Museum ini diresmikan bersamaan dengan Klaster Dayu yaitu pada tanggal 19 Oktober tahun 2014. Museum ini bertemakan “Penemuan dan Perkembangan Penelitian”. Lokasi ini juga disebut sebagai “The Sangiran Flake Industry” sehingga Sangiran terkenal di dunia internasional. Di bagian depan pintu masuk kita langsung bisa menemukan Gajah Purba yang menjadi ikon museum ini.

Disini terdapat ruang diorama dan empat ruang pamer utama yaitu ruang pamer para perintis, ruang pamer menemukan jejak manusia purba, ruang pamer sangiran ladang penelitian dan ruang pamer menjadi warisan dunia. Di museum ini kita juga bisa menemukan reskonstruksi stegodon atau gajah purba yang cukup besar.

Harga tiket masuk museum ini yaitu 15.000 rupiah dan lokasinya berada di Kebayanan I, Ngebung, Kalijambe, Sragen Regency, Central Java 57275. Museum ini tutup setiap hari senin dan buka dari pukul 08.00 pagi hingga 16.00 sore.

4. Museum Klaster Bukuran

Sama dengan dua klaster sebelumnya, Klaster Dayu dan Klaster Ngebung, Klaster Bukuran juga diresmikan pada tanggal 19 Oktober tahun 2014. Museum ini mengusung tema Evolusi Manusia, karena di sinilah banyak penemuan fosil-fosil manusia. Dan terdapat beberapa ruang pamer utama yaitu ruang pamer keberagaman yang menjelaskan kenapa kita sangat beragam, ruang pamer teori evolusi, ruang pamer patung rekonstruksi atau ruang diorama dari manusia purba yang ditemukan di Sangiran atau disebut juga ruang pamer fosil manusia purba dan ruang pamer manusia prasejarah. Disini juga terdapat ‘Visible Storage’, yaitu ruang penyimpanan koleksi yang dapat dilihat oleh pengunjung dan bisa dibilang paling modern dibanding klaster lainnya.

Harga tiket masuk museum ini yaitu 15.000 rupiah dan lokasinya berada di Bukuran, Kec. Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah 57275. Museum ini tutup setiap hari senin dan buka dari pukul 08.00 pagi hingga 16.00 sore.

5. Museum Klaster Manyarejo

Museum yang diresmikan pada tanggal 5 November 2014 ini juga biasa disebut sebagai “Museum Lapangan Manyarejo”. Museum ini didirikan sebagai bentuk apresiasi terhadap warga Manyarejo dan para peneliti karena mampu menghasilkan berbagai penemuan penting untuk Situs Sangiran. Hal yang paling menarik dari museum ini adalah adanya diorama ekskavasi temuan berbagai fosil yang masih ada dan menjadi salah satu daya tarik pengunjung. Kita jadi bisa mendapatkan gambaran mengenai kegiatan dan lokasi penemuan fosil.

Selain itu, disini juga terdapat babad tanah sangiran dan berbagai perkembangan dalam penelitian di Sangiran. Bahkan, disini juga diceritakan tentang “legenda balung buto“ yang menjadi legenda masyarakat sekitar.

Harga tiket masuk museum ini hanya 5.000 rupiah dan lokasinya berada di Manyarejo, Plupuh, Kabupaten Sragen. Museum ini tutup setiap hari senin dan buka dari pukul 08.00 pagi hingga 16.00 sore.

Catatan untuk para pengunjung, di setiap artefak maupun fosil yang dipamerkan sudah terdapat informasi apakah fosil, artefak ataupun benda bersejarah lainnya boleh dipegang atau tidak. Jadi, disarankan untuk selalu melihat informasi ini sebelum memegang berbagai benda bersejarah di Situs Sangiran. Selain itu, sangat disayangkan karena beberapa klaster kemarin juga terlihat sepi padahal museum masih manarik untuk dikunjungi dan banyak informasi yang bisa kita dapatkan. Semoga ini menjadi cambuk bagi dunia Pendidikan supaya para pelajar tidak hanya melakukan study tour ke luar kota bahkan luar negeri tapi lebih diperbanyak kunjungan ke Situs Sangiran yang merupakan Warisan Dunia.

error

Suka dengan blog ini? Bagikan sekarang juga :)

YouTube0
YouTube
Set Youtube Channel ID
Instagram0
Copy link
URL has been copied successfully!